Kegiatan RED FISH

KEGIATAN RED FISH

Jumat, 23 September 2016


MENYUSURI INDAHNYA PULAU KARIMUN


T
epat tanggal 27 Agustus 2015 pukul 12.00 siang, kapal kami bersandar menuju dermaga. Dalam bingkai kotak jendela kapal yang kami tumpangi, Pulau Karimun tampak bagaikan surga. Bidang cemerlang yang mengambang di tengah bentang luas samudera dan langit nan biru, seolah tanpa bobot di bawah cahaya mentari. Permainan cahaya dan perspektif mereduksi pulau nyata ini menjadi persis seperti dalam imajinasiku. Rupanya pulau yang kami jumpai jauh lebih indah dari bayangan kami. Layaknya surga tersembunyi di kolong-kolong langit ibu pertiwi. Alampun seakan menyambut hangat kedatangan kami. Tak bosan-bosannya mata memandang berbagai pesona keindaan alam-Nya.
Cerita kami baru dimulai saat itu, satu tujuan dan satu tekad. “Menjadi Anggota Tetap Red Fish”, ya.. itu lah salah satu keinginan terbesar kami. Sikap, mental tak cukup untuk mendapatkan itu semua. Pola pikir yang lugas, jujur, dan berani juga harus ada dalam benak kami. “Bagaimana mungkin itu semua dapat kami capai ?” Pikir ku. Ternyata salah besar, dengan menjadi bagian dari mereka pun telah mengubah pola pikir yang slama ini tidak mungkin bagi kami menjadi mungkin.
Satu, dua, tiga... sontak hitungan saat kami mengangkut beberapa alat penyelaman yang beratnya beraneka ragam. Saatnya memindahkan alat kami menuju tempat peristirahatan. Kami bergerak menjauhi dermaga, menyebrangi lapangan yang sekelilingnya ditumbuhi rerumputan kecil dan berhenti di depan sebuah bagunan mungil. Tulang ekor pun berdenyut-denyut pegal. Betapa tidak, kami menempuh perjalanan selama tak kurang dari enam jam dari Jepara hingga tiba di Pulau Karimun.
Kami memulai hari dengan menyantap nasi putih dan beberapa lauk pauk. Ikan tongkol goreng membangunkan kami dari rasa kantuk selama semalaman. Satu kapal kayu telah menunggu kami di pelabuhan. Mentari mulai muncul perlahan dibalik ufuk, pendar-pendar cahaya menari-nari di atas air bersama dengan siluet kapal-kapal yang berbaris. Ah sungguh pagi yang sempurna ! Deru mesin menggema dari bibir pantai. Perahu kayu bermesin membawa kami membelah arus ombak menuju hulu. Gemercik air terdengar dari dinding-dinding kapal kami kala ombak memecah. Sesekali kami menenggelamkan  jemari dari pinggir perahu yang kami tumpangi, dan membiarkan dinginnya air mengalir di sela-sela jemari. Tiga awak kapal dengan kulit hitam legam membawa kami pada tujuan. Pulau Cemara Besar menjadi tujuan pertama kami. Penyelaman kala itu sontak membuat kami merasa takut, gugup, perasaan campur aduk tidak karuan. Bagaimana tidak ? itu adalah penyelaman pertama kami. Namun seiring berjalannya waktu itu adalah menjadi hal yang biasa bagi kami. Keren, takjub, kagum, luar biasa, begitu ketika kami memandang indahnya bawah laut pulau Karimun. Bahkan beberapa kata yang indahpun tidak cukup untuk mewakili keagungan Yang Maha Kuasa atas ciptaan-Nya. Selanjutnya kami bergegas untuk menuju pulau berikutnya. Pulau Penyawakan, salah satu pulau yang kondisi perairannya cukup dingin seakan menusuk hingga ke ruas-ruas tulang kami. Sayangnya telah usai perjalanan pertama kami. Senja mulai turun dan mulai manampakkan dirinya saatnya kami bergegas untuk kembali ke rumah tinggal kami yang letaknya tak jauh dari dermaga tempat kapal-kapal bersandar. Jarak yang nyaman untuk berjalan kaki sembaring menikmati aroma angin di sore hari khas dengan semilir angin
Hari berikutnya, kami mulai menyiapkan beberapa perbekalan kami. Sepiring nasi cukup untuk menghilangkan rasa lapar kami saat berada di atas kapal. Kurang lebih hampir satu jam tiga awak kapal membawa kami menuju pulau Wreek Indonor. Pulau yang penuh sejarah, sebuah kapal besar pada tahun 1960 pernah karam di pulau ini. Kurang lebih sekitar 50 tahun silam kapal ini tenggelam dan telah banyak ditumbuhi karang-karang yang indah. Keindahan pulau ini cukup mewakili perasaan kami. Perairannya yang bewarna biru kehijauan, biota di dalamnya beraneka ragam, dan kondisi perairannya yang tenang. Sayang kami hanya dapat menikmati pulau ini hingga senja tiba. Senja yang tak malu menampakkan dirinya. “Sebuah sosok terindah dari yang terindah. Dia tahu kapan saatnya terbit dan kapan saatnya tenggelam. Sinarmu lepas bagai ombak di sore hari. Di sini, kami selalu menantikan kehadiranmu wahai sang pancar sinar” ungkap hati kecil kami.
Malam hari tiba, hempasan angin malam menambah syahdu suasana. Malam itu pun juga kami semua resmi dilantik menjadi Anggota Tetap Red Fish Angkatan 6. Setelah semua perjuangan kami lewati bersama pada akhirnya tiba dipenghujung. Perasaan haru mulai merasuk. Perasaan tidak menyangka mulai tersirat. Upacara sakral menyelimuti suasana malam ini. “Perkenalkan kami adalah Anggota Tetap Red Fish Angkatan 6” Dengan bangga kami memperkenalkan diri seolah menyampaikan pesan yang menggembirakan. Tugas baru yang siap akan kami emban. Mengabdi pada masyarakat, menyatukan tekad, dan mencapai tujuan bersama.
Terimakasih untuk semuanya, terimakasih untuk cerita singkat di Pulau Karimun, pulau yang akan selalu kami rindukan. Semua ada prosesnya. Semua menambah arti disetiap cerita kami. Jangan mudah menyerah, jangan mudah putus asa. Never Give Up bagi yang ingin mencoba sesuatu hal baru. Hal baru itu tidak selalu membawamu dalam keburukan, tapi bagaimana cara kita membawanya. Ke hal yang positif kah atau ke hal yang negatif. So.. Selalu lakukan hal-hal positif dalam hidup kalian karna itu tidak pernah merugikan sedikitpun untuk di masa-masa kalian.


In Memory
Syifa Fissamawati / RF049

Marsya Arsinta / RF050

Agnes Nindya Puspita / RF051

Fahrun Nisa / RF052

Raja Samuel / RF053

Satrio Bagas Kurnia / RF054

Oktavianti Wahyu L / RF055


Penulis     : Syifa Fissamawati / RF049
Editor      : Muhamad Luthfian H / RF045
Photo      : Bonifacius Arbanto
Publish    : redfishfpik@gmail.com
                 Redfish.undip.blogspot.co.id


Tidak ada komentar:

Posting Komentar